Menahan rasa sakit setelah putus cinta bukanlah hal yang mudah. Melewati dengan hati yang terluka bahkan untuk berbulan-bulan bertahun-tahun lamanya. Tapi bertahan dengan keadaan ini adalah satu-satunya cara. Hari itu kau berjanji akan selalu menjadi yang selalu mencintaiku, tapi sayang janji hanyalah harapan kau akhirnya menghilang, sayangnya aku selalu mencarimu hingga aku mengerti rasaku bukanlah rasamu. Kita mencoba terpaut dalam sebuah rasa namun kau tak menghayatinya, aku terlalu mendusta akan hal tersebut. Aku berharap bijak dalam perasaanku namun sulit ku lakukan, aku sudah terlalu jauh dengan rasaku, kau harus tahu sekarang aku kuat, aku akan selalu kuat untuk merindumu, merindu rasa sakit yang telah kau berikan untukku....
Surat terakhir yang kuberikan setelah setahun lamanya aku mengejar cintanya. Entahlah hanya saja aku merasa tidak keliru untuk terus mengejar cintanya hingga perasaan itu memudar dengan hebatnya, aku bosan untuk berada dalam cinta yang tidak seharusnya. Sayangnya, perasaan itu selalu muncul hadir dalam setiap kenangan Aku ingat pada malam itu kamu dengan tegapnya lalu berlutut didepanku memberikanku sebuah bunga dengan disaksikan ribuan bintang, mas Indra. Ingatkah kamu ? kamu telah berjanji padaku untuk selalu ada, tapi sayang kau menipuku.
Bolehkah aku mengulang kenangan kita ? sedikit ku berikan kenangan itu padamu mas. Ingatkah kamu, malam itu kamu rela menghampiriku dengan hujan yang begitu lebat hanya untuk membawakanku makanan, kamu tertawa dan berkata bahwa ini adalah bagian dari pengorbananmu untukku kau membelikanku roti bakar dengan rasa cokelat, hari itu aku ingat aku mengatakan bahwa aku alergi dengan cokelat, lalu dengan sigapnya kamu pergi untuk membelikan roti bakar lagi dalam hujan yang begitu deras tanpa menghiraukan apa yang ku katakan. Betapa besarnya cintamu mas, tapi sayang itu hanyalah sebuah kenangan, terlalu banyak kenangan yang membuatku tak bisa pergi darimu mas.
Besarnya rasa cintamu ternyata kalah dengan egomu mas, tentu saja aku mengetahui jika selama ini bukan hanya aku saja yang ada di hatimu,semenjak kau kenal dengan wanita itu, wanita yang sering kulihat manis wajahnya. Sebenarnya sudah lama aku mengetahuinya namun aku terlalu diam hingga akhirnya penipuan yang kau berikan semakin terasa ketika kau pergi dengan
wanita itu. Aku melihatmu mas, hanya saja kecil hatiku untuk
meyakininya bahwa itu sebuah kenyataan. Aku melalui itu semua mas, andai
saja kamu melihat betapa lebamnya mataku dan kerasnya rasa sakitku tentu
kau takkan pernah sanggup untuk melihatnya. Aku melewati hujan, membawa cintamu lalu meleburkannya bersama hujan, betapa lindu hatiku saat itu, retak lalu hilang kepingannya, kau menghancurkanku mas. Aku jatuh sakit hingga aku tak ingin lagi merasakan cinta, tapi hanya sebulan adanya, aku mengejar cintamu hingga bertahun-tahun lamanya, bodohnya aku yang diperdaya cinta. Aku membencimu mas tapi aku
juga mencintaimu, kala itu. Sekarang aku sudah bisa membesarkan hatiku meski dalam banyak kenangan indah yang kamu pahitkan.
Ketika sendiri aku lebih baik dan kamu akan lebih baik, aku menyudahimu dalam keringat alam dan dalam kerusakan hati yang terlalu dalam. Jika aku bukan manusia, seandainya... Hanya saja aku adalah manusia, aku mencintai dalam semua rasa dan membenci rasa. Aku terjebak didalam lautan yang penuh kebencian dan tenggelam ke dalam samudera, kini aku dan hujan menyatu dalam sebuah lagu yang ku sebut kebencian. Hingga pada kesekian hujan berhasil membuka kenangan, menyudahi tidurku dan menyingkap kejadian demi kejadian hingga aku berani menentang kejadian....
Sudah, aku telah menyudahinya dalam bertahun-tahun lamanya. Seakan mengganti hidupku, kamu adalah orang yang berperan dalam kuatnya hatiku saat ini, kuat untuk tidak percaya lagi dengan perasaan murahan dan buaian receh lelaki. Aku percaya akan hidupku dengan kerasnya hatiku sampai saat itu, tapi dalam detik ini kau mematahkannya,lelaki dengan 1 lesung pipi disebelah kiri, mas Ian..... bersambung ^-^
Ketika sendiri aku lebih baik dan kamu akan lebih baik, aku menyudahimu dalam keringat alam dan dalam kerusakan hati yang terlalu dalam. Jika aku bukan manusia, seandainya... Hanya saja aku adalah manusia, aku mencintai dalam semua rasa dan membenci rasa. Aku terjebak didalam lautan yang penuh kebencian dan tenggelam ke dalam samudera, kini aku dan hujan menyatu dalam sebuah lagu yang ku sebut kebencian. Hingga pada kesekian hujan berhasil membuka kenangan, menyudahi tidurku dan menyingkap kejadian demi kejadian hingga aku berani menentang kejadian....
Sudah, aku telah menyudahinya dalam bertahun-tahun lamanya. Seakan mengganti hidupku, kamu adalah orang yang berperan dalam kuatnya hatiku saat ini, kuat untuk tidak percaya lagi dengan perasaan murahan dan buaian receh lelaki. Aku percaya akan hidupku dengan kerasnya hatiku sampai saat itu, tapi dalam detik ini kau mematahkannya,lelaki dengan 1 lesung pipi disebelah kiri, mas Ian..... bersambung ^-^
No comments:
Post a Comment